Deskripsi:
Ini adalah cerpen pertama yang kukirim di blog-ku. Cerpen ini becerita tentang seorang cewek yang menemukan bakat tersembunyinya, yaitu menggambar. Ia pun mencoba menggambar komik. Dan komik itu ternyata mendapat respons yang besar!!!.
Isi:
Hari ini sungguh melelalahkan sekali.
Bayangkan saja, aku mengerjakan banyak tugas hari ini. Belum lagi aku punya
tugas jaga perpustakaan hari ini. Ya, hari ini hari Sabtu. Setiap hari Sabtu,
akulah siswa yg selalu pulang terakhir. Tetapi, aku sungguh menikmati tugas
ini. Karena aku memang mempunyai hobi membaca.
Kriiiiing….
Akhirnya bel berbunyi juga, akupun
segera pergi ke perpustakaan. Sunyi, sepi, senyap, itulah suasana perpustakaan
saat ini. Akupun duduk dan mengambil alat tulisku dan mencoba membuat karya
yang belum pernah aku ciptakan sebelumnya. Aku berharap goresan – goresan
dikertasku ini bisa menjadi karya yang bagus. Akupun menggores pensilku
dikertas. Oh! Tak ku sangka – sangka
ternyata aku mempunyai bakat menggambar . Aku sudah menggambar gambar
pertamaku, seorang cewek cantik yg berseragam sekolah. Aku tidak menyangka bisa menciptakan karya
yang sebagus ini. Padahal, aku hanya menggunakan imajinasiku untuk membuat
karya ini. Akupun melompat – lompat kegirangan. Sampai – sampai aku hampir
terpelesey di lantai yang licin. “Hah, sudahlah”, gumamku, “Lebih baik aku mencari
buku yang menarik saja”. Akupun berjalan berkeliling perpustakaan mencari- cari
buku yang menarik. Tapi sepertinya buku – buku diperpustakaan in menarik semua.
Akupun bingung memilih buku yang akan ku bawa pulang. Aha! Aku menemukannya,
buku komik yang berjudul “Neck ‘n Neck” karya Ishikawa Ryu. “Asyik…. Akhirnya
aku dapat buku yang dapat kujadikan contoh karyaku”. Lagi- lagi aku melompat –
lompat kegirangan . Yaa, sebenarnya aku ingin sekali membuat komik 254 halaman.
Karena aku ingin menjadi illustrator nanti. Makanya, aku akan mencoba
menggambar dan membuat karya besar. Akupun kembali ketempat duduk dan membaca
komik yang tadi kuambil dari rak. Aku rasa pembuat komik ini sangat berbakat, karena gambarnya bagus sekali. Aku
ingin sepertinya Kak Ishikawa Ryu , pembuat komik ini. Selain itu, ceritanya
pun menarik. “Waaah… keren sekali”, gumamku kagum. Akupun terus membaca komik
ini. Akupun keasyikan membaca komiknya sampai habis. Akupun tidak sadar jam
sudah menunjukkan pukul 5 sore. “Haaah… akhirnya selesai juga. Eh, jam berapa
ini?. Wah, sudah jam 5 sore, aku harus cepat-cepat pulang!”kataku kaget. Akupun
segera merapikan alat tulisku dan buku komik yang tadi kubaca dan menuju pintu
perpustakaan. Akupun berlari-lari melintasi koridor sekolah dan pergi ke bus stop di depan sekolah. “Huuh… lama sekali
busnya, sudah dari tadi aku menungu tetapi tidak datang juga” kataku mengeluh.
Akhirnya busnya datang juga, Akupun naik ke bus itu.
Sesampainya di rumah….
“Aku pulang” kataku. “Saori, dari mana
saja kamu, malam-malam begini baru pulang?”. Tanya Kak Kenji,kakak laki-lakiku.
“A.. anu tadi aku jaga perpustakaan”. “Ooh.. lain kali jangan pulang
malam-malam” Kata Kak Kenji. “Iya Kak”. Akupun segera ganti baju dan mandi.
Setelah mandi, aku langsung mengambil tasku dan mengeluarkan lat tulis sarta
karya peramaku tadi. Tiba-tiba saja Kak Kenji ada dikamarku. “Apa itu?”,
tanyanya padaku. “Ini gambaranku” jawabku. “Serius, ini kamu yang gambar?”
tanyanya tak percaya. “Iya, memangnya kenap?”, “Waah.. cantik sekali!” kata Kak
Kenji kagum. “Benarkah?”. “Iya, cantik sekali”. “Terima kasih, Kak” kataku
senang. ‘Memangnya sejak kapan kau menggambar ?. Setauku kamu belum pernah
menggambar gambar sebagus ini”, Tanya Kak Kenji, sepertinya ia penasaran. “Aku
mulai menggambar sejak tadi siang saat aku diperpustakaan. Aku tidak tahu kenapa
tiba-tiba menyelesaikan menggambar gambaran sebagus ini”. “Waah, berarti itu
bakat tersembunyimu”. “Hehe, aku juga tidak tahu ternyata aku punya bakat
menggambar” jawabku nyengir. “Rencananya aku akan membuat komik 254 halaman”
Sambungku. “Sepertinya kamu bisa menyelesaikannya dalam 3 bulan. Andai saja
ayah dan ibu ada dirumah, pasti mereka tidak percaya”. “Iya, aku akan berusaha
penuh untuk menyalesaikan komik petamaku’. “Baguslah kalau begitu. Aku sangat
bangga punya adik sepertimu”. “Kakak juga hebat, buktinya kakak dapat membuat 3
robot dalam seminngu. Itukan hebat sekali”. “Terima kasih” kata Kak Kenji, “Ya
sudah. Akua akan membuatkan mie ramen untuk kita”. “Iya”. Setelah Kakk Kenji
pergi dari kamarku, akupun mulai menggores di kertas putih yang masih bersih
dengan pensil. Seketika jadilah wajah cowok keren. Lagi-lagi, aku tersentak
kaget. Aku lanjutkan gambar itu dan sekarang gambar itu sudah berubah menjadi
gambar cowok yang lebih keren. Aku tetap serius melanjutkan gambar itu.
Akhirnya selesai juga, kedua gambar ini aku jadikan tokoh utama dalam komikku.
“Kira-kira apa nama yang bagus untuk tokoh utama konikku, ya?. Ah iya, Kenko!.
Kenko Matsuda!. Itu nama ceweknya. Sedangkan nama cowoknya Narumi Takoshiro.
Akhirnya aku dapat nama untuk tokoh utamanya”kataku girang. “Sekarang aku
tinggal menentukan judulnya” ujarku dengan penuh semangat. “Ini, mie ramennya
sudah jadi”, Kak Kenji muncul dari pintu kamarku. “Apa lagi ini?, Ini
gambaranmu lagi?”. “Iya, bagus kan?”. “Iya sih”. “Kak, kira-kira aku akan
membuat komikberapa episode ya?”. “Kalau menurutku sih kamu bisa mencoba
membuat komik 25 episode. Berarti, jika 254 episode 254 halaman, maka 1 episode
kira-kira 10 halaman. Memangnya, kamu akan membuat komik ukuran berapa?”. “Mm.. kira-kira 20x10
cm. Tapi sepertinya lebih baik diperkecil, kira-kira 15x10 cm” jawabku
mengarahkan. “Ya sudah, kau coba saja” kata Kak Kenji sambil melanjutkan
makannya. Akupun terus menggambar sampai
jam sudah melanjutkan pukul 12 tengah malm. Akhirnya jadi juga 1 episode, pasti
Kak Kenji akan memujinya lagi. Aku sudah mendapatkan judul yang tepat untuk
komikku “My First Love”, itu judulnya. “Lebih baik aku tidur ah. Aku akan
melanjutkannya besok. Besok kan hari Minggu. Besok aku akan mengajak Kak Kenji
jalan-jalan ah.” Ujarku senang.
Esok harinya……
Aku sudah bangun sejak jam 5 tadi.
Sekarang aku akan menbangunkan Kak Kenji dan mengajaknya jalan-jalan. “Kak
Kenji, ayo bangun” teriakku. “Ada apa sih?”. “Ayo bangun. Kakak mau ikut aku
tidak?”. “Kemana?”. “Ke Kantor Redaksi Shogakukan Inc.”. “Ya sudah. Tunggu ya
aku mau mandi dulu”. “Iya. Cepat ya, Kak”. “Iya, kamu itu berisik sekali” kata
Kak Kenji kesal. “Hehe…” jawabku nyegir.
Kami sudah sampai di Kantor Redaksi
Shogakukan Inc.. Aku memperhatikan semua karyawan yang berada disana. Mereka
sangat terampil sekali membuat berbagai komik dan film animasi. Aku pun juga
ingin menggambar. Kukeluarkan alat tulis dan kertas dari dalam tasku. Seketika
jadilah gambar yang menarik. Cewek yang memakai gaun pink yang manis. “Waaah…
gambar adik bagus sekali” puji salah satu karyawan. “Adik mau membuatkan komik
untuk kami?. Kebetulan saat ini kami sedang membutuhkan komik baru”. “Iya, saya
mau. Kebetulan saat ini saya sedang menyelesaikan komik pertama saya”. “Wah,
baguslah kalau begitu. Saya akan menyampaikan
kepada direktur kami. Ini formulir pendaftaran. Tolong diisi”. “Terima
kasih”. Akupun tersenyum manis karena kegirangan. “Adik, bisakah adik membawa
gambaran adik kemari”. “Oh iya. Besok saya akan membawakannya”.
Sesampainya dirumah….
“Bagaimana tadi, apakah kamu sukses?”
Tanya Kak Kenji. “Iya, aku disuruh membawa gambaranku” jawabku. “Baguslah” kata
Kak Kenji senang. Tiba-tiba, “Kami pulang” kata Ayah dan Ibu. “Ayah, Ibu . Kami
sangat merindukan kalian” ujarku dan Kak Kenji bersamaan sambil memeluk Ayah
dan Ibu. “Pasti Ayah dan Ibu tak percaya. Saori. Dia ternyata bisa menggambar!”
kata Kak Kenji.”Lihat ini” sambungnya. “Saori, Kamu berbakat sekali, nak. Ayah
sangat senang ternyata anak Ayah
berbakat dalam menggambar” kata Ayah sambil mengusap kepalaku. “Terima kasih
Ayah. Tadi aku dan Kak Kenji pergi ke Kantor Redaksi Shogakukab Inc. dan aku
disuruh membawa gambaranku” jelasku. “Benarkah?. Kalau begitu kamu harus
berusaha untuk membuat komik pertamamu” kata Ibu menyemangati. “Baik” jawabku
dengan penuh semangat. Akupun segera ke kamar untuk melanjutkan karya besarku
ini.
Sebulan kemudian….
Tak terasa komik 254 halamanku selesai.
Dan sekarang komik pertamakupun sudah terbit. Aku baru membelinya di toko buku.
Segera aku berlari pulang kerumah.
“Aku pulang. Ibu, Ayah, Kak Kenji,
lihat ini!’ teriakku girang. “Ini komikmu?. Coba aku lihat dulu. “My First
Love”, Saori Atsuki. Ini benar-benar komikmu?” Tanya Kak Kenji sambil membaca
judul komik dan nama penulisnya. Ia sangat kaget dengan komik ini. “Wah, kamu
hebat sekali” kata Kak Kenji kegirangan. “Ini komik untuk Kakak, Ayah, dan Ibu”
ujarku. “Apa itu?” Tanya Ibu. “Ini komik pertamanya Saori, bu” jawabku girang.
“Benarkah?” Tanya Ayah dan Ibu bersamaan. “Iya, Ayah, Ibu” jawabku . “Komik ini
bagus sekali, nak” Puji Ayah dan Ibu senang.
Akhirnya, cita-cita yang selama ini aku
impikan tercapai juga. Aku tidak menyangka bisa seperti ini. Terima kasih Ayah,
Ibu, Kak Kenji atas dukungan kalian. Aku berjanji akan membahagiakan kalian
semua. Sekarang, teman-teman memanggilku “Saori, si Ilustrator”. Aku juga
berterima kasih kepada teman- teman sekalian serta guru-guruku, berkat mereka
juga aku bisa seperti ini. Terima kasih semuanya!!!.