Gemerlap Malam Jelang Lebaran di Gorontalo

Tak akan ada habisnya jika aku bercerita tentang Gorontalo. Segalanya tentang tanah yang permai ciptaan Tuhan itu. Terutama suasana jelang lebarannya. Semua orang bahagia, lampu-lampu membuat kota ini tampak gemerlap. Malam-malam  Tumbi lo Tohe yang gemerlap, hanya Gorontalo yang 'punya'..

Lapangan Padebuolo yang penuh gemerlap
Tumbi lo tohe sebenarnya berasal dari dua kata rangka yang berasal dari Bahasa Gorontalo, tumbi yang artinya malam, dan tohe artinya lampu. Jadi, Tumbi lo tohe secara harfiah dapat diartikan malam pasang lampu. Tumbi lo tohe sendiri, biasanya diadakan di 3 malam terakhir bulan Ramadhan (menjelang lebaran Iedul Fitri). Pada malam Tumbi lo tohe, jalan, jembatan, lapangan, kantor, sekolah, sampai rumah warga semuanya dihiasi dengan lampu warna-warni yang beragam jenisnya. Mulai dari lampu tradisional sampai lampu neon yang lebih praktis. Walaupun lampu neon warnanya lebih beragam, tapi yang akan menyita banyak perhatian adalah lampu tradisonal buatan tangan masyarakat Gorontalo. Lampu tersebut terbuat dari botol M150 yang diisi minyak dan atasnya di beri sumbu. Ini sungguh unik karena hanya masyarakat Gorontalo yang membuat lampu botol seperti ini.
Lampu Tumbi lo tohe tradisional terbuat dari botol M150
Untuk lebih menarik perhatian, biasanya masyarakat Gorontalo menyusun lampu ini menjadi berbagai masacam bentuk bidang dan tulisan. Belah ketupat, segitiga, lingkaran, sampai bentuk bidang yang rumit seperti masjid. Lampu-lampu ini tenunya sangat meramaimaikan suasana Gorontalo saat itu. Setiap jalan ramai dipenuhi kendaraan, mulai dari bentor sampai mobil. Pejalan kaki juga tak mau kalah meramaikan malam Tumbi lo tohe. Semua orang sangat menikmati lampu-lampu yang gemerlapan itu. Aku sempat memotret suasana Tumbi lo tohe di beberapa tempat strategis.

Cahaya lampu neon di Jl. Rusli Datau

Tumbi lo tohe di salah satu lapangan (aku lupa namanya)

Ramainya Jembatan Talumolo 2



Jembatan Talumolo 1 juga tidak mau kalah
Harapanku tak banyak saat itu (sampai saat ini pun sama), aku berharap, dengan adanya Tumbi lo tohe, Gorontalo dapat semakin di kenal oleh turis lokal maupun mancanegara. Hanya itu saja.

Oh iya. seiring dengan suasana lebaran yang masih terasa, aku mengucapkan mohan maaf lahir batin, atas postingku yang kadang tak penting dan celotehanku yang tidak jelas. Segala kekuranganku, anggaplah itu sebagai keunikanku. Kalianpun akan kuanggap begitu. Semua hati kita akan selalu gemerlap, seperti cahaya malam Tumbi lo tohe... 



0 comments