Hi,hi!!! ^^. Aku balik lagi ke blog, nih!! ^^. Kangennya!!!~~~. O.K, seperti biasa, tentunya, aku mau curhat... :D. Disimak, ya!! ^-^
Huuuhhh... akhir-akhir ini, aku jadi bingung, deh. Kok, jadi makin sering libur, ya?. Dan yang bikin bete lagi, kenapa harus hari ini liburnya???... :'(. Hiks, hari ini kan ada pelajaran B. Indonesia, pelajaran kesukaanku... -_-. Huufftt... bete, bete Ahhh... tapi setidaknya aku bisa bebas dar pelajaran Matematika dihari ini. Hehehe. Gak terlalu buruk juga, ternyata. :D
Tapi tetap aja, aku sedih. Bagaimana tidak, "Oppa" gak pernah SMS lagi. Huh, apa sih, maunya orang itu?. Padahal, kan, dia sendiri yang duluan kasih 'sinyal (+)' padaku. Aku kurang mengerti maksudnya itu apa. Laki-laki memang sulit dimengerti. Aku baca disuatu situs, katanya, laki-laki itu susah buat menentukan keputusan akhir. Aku rasa, inilah yang membuatku merasa seperti 'digantung' oleh "Oppa". Tapi, aku tidak terlalu memperdulikan hal itu, kok. Aku yakin, kalau misalnya dia jodohlu (Amiieennn... 0:) ), kami pasti akan 'bertemu' lagi... :D Ya, mudah-mudahan saja. :D
Oh iya, tiba-tiba aku jadi ingin nonton drama "Naughty Kiss 2" lagi, deh. Padahal, baru kemarin aku menontonnya... :D. Hahahaha... Mungkin karena drama itu lucu dan sangat menghibur, ya.. :). Huwaa... aku mau lihat Baek Seung Jo dan Oh Hani lagi!!! >.<. Mereka cocok banget, sih. Kapan ya, aku bisa seperti itu sama "Oppa"?. Aku gak tahu kapan. Tapi, aku maunya, sih, tahun ini... :D. Amiiieeennn... 0:).
Rasanya, akhir-akhir ini, aku jadi bete, deh. Aku rasa, semua orang seperti gak memperhatikanku sama sekali. Semuanya cuek. Mungkin, hanya perasaan aku saja yang begitu, ya?. Mungkin karena aku terlalu menjengkelkan akhir-akhir ini... ㅠ^ㅠ. Hiks, aku gak tahu, lah, kenapa mereka semua jadi begitu. Mudah-mudahan aja, mereka gak selamanya seperti itu. Tahu sendiri, kan, manusia kan gak bisa hidup tanpa manusia (makhluk ciptaan Tuhan) yang lain... Kalau manusia bisa hidup tanpa manuusia lain, kenapa Tuhan menciptakan makhluk-Nya dengan jumlah lebih dari satu?. Aku rasa, itulah alasannya, karena masing-masing makhluk punya kekurangan-kelebihan masing-masing dan agar setiap makhluk hidup saling membantu dan melengkapi segala yang dimilikinya. Yaa... itulah yang membuat manusia dijuluki sebagai 'zoon politicon' ( menurut Aristoteles).
O.K, sekian dulu, ya. C U later!!! ^^
-Risty-
Hi, hi!!! ^^. Mmmm... aku balik lagi ke blog, nih! :D. Kali ini aku bukan mau curhat (tapi kayaknya di post berikutnya bakalan curhat lagi, deh... Hihi ), tapi aku mau kirim memperlihatkan cerpen baruku, nih! (y). O.K, Selamat Membaca and Enjoy! ^^♥.
Mak Comblang kena comblang?!
By: Risti Fauziyah Habibie
Namanya Priska, cewek super centil dan stylish ini, dikenal sebagai
'Match Maker ( Mak Comblang )' di sekolah kami. Padahal, Priska kan
anak yang super cuek. Darimana dia dapat bakat uniknya itu, ya?. Kok
bisa, ya, dia punya punya bakat yang langka yang jarang dimiliki orang
lain?. Aku jadi iri padanya, entah kenapa. Padahal, aku sudah punya
pacar yang cocok dengan tipe idamanku. Sedangkan Priska si Match Maker,
kan, masih jomblo!. Mungkin, karena bakat langka yang dimilikinya
sehingga dia jadi makin tenar seperti sekarang ini. Aku jadi heran...
Hari ini, hari Selasa, hari keberuntunganku. Ya, hari Selasa, aku
selalu selamat dari berbagai masalah yang menimpaku. Entah itu masalah
pelajaran, sosial, atau cinta sekalipun. Makanya, aku melewati taman
sekolah dengan senang ria di hatiku seperti sekarang ini. Aku berjalan
dengan langkah-langkah penuh semangat dan bernyanyi-nyanyi bahagia. Iya,
pacarku, Kurnia, kemarin malam baru saja memberiku hadiah ulang tahun
yang super imut dan lucu. Dia memberiku hadiah scrapbook yang berisi
puisi-puisinya yang dipenuhi tentang berbagai kata-kata romantis yang
membuatku gak bisa tidur karena saking meltingnya. Ahhh... benar-benar
cowok romantis. Padahal, aku baru saja seminggu jadian dengannya.
Tiba-tiba, aku melihat Priska yang sedang dikerubungi oleh teman-teman
cewek lain yang sepertinya sedang mengkonsultasikan permasalahan
cintanya pada Priska. Aku rasa, mereka sedang meminta tips jitu untuk
mendapatkan pujaan hati mereka pada Priska lagi. Ya, karena gara-gara
Priska-lah, aku berpacaran dengan Kurnia.
"Ayolah, Pris, bantuin kita, dong, buat ngedapetin cowok-cowok yang
ada di 'Geng Kopiesta'. Please..." Kata Kiana, sambil menempelkan kedua
tangannya di depan kepalanya dengan berjuta-juta harapan agar bisa
mendapatkan salah satu cowok yang ada di 'Geng Kopiesta', geng anak-anak
cowok keren yang semuanya masih jomblo. Sebenarnya, mereka adalah tim
sepakbola - tapi multi talenta- disekolah kami. Mereka selalu mendapat
juara disetiap pertandingan. Tapi, anak-anak 'Geng Kopiesta' punya
kebiasaan yang agak buruk, yaitu suka menghukum siapa saja yang
mengotori 'basecamp' mereka. Kadang juga, mereka memalaki adik kelas.
Tapi tetap saja, banyak cewek yang melting melihat pesona mereka.
Apalagi, kalau melihat Frado, si keeper yang super imut itu. Para cewek
pasti langsung berteriak-teriak kegirangan karenanya.
"Iya, Pris, Lu kan temen kita....." kata Mira menambahkan. Wajah
Priska pun jadi semakin bingung. Semua ekspresi wajahnya bercampur aduk
menjadi satu. Senang, bingung , terdesak, semuanya ada di wajahnya. Dia
menggaruk-garuk kepalanya kebingungan. Makin terdesak.
"O.K, O.K.... Satu-satu, ya...." Akhirnya, Priska mengalah.
Teman-teman juga langsung berbaris kayak mau antrian minyak tanah.
Memang lebih baik mengalah daripada terus-terusan terdesak. "Mulai dari
Kian", sambungnya lagi mengatur. Kiana pun langsung maju dengan
senangnya. Dia cengar-cengir sendiri karena kegirangan, kayak habis
ditembak Mario Maurer yang super perfect itu aja. Lagipula, muka Kiana
juga gak standar-standar amat, sih, dia pandai berdandan, baik hati,
pula. Aku dengar-dengar, sih, katanya ada cowok yang suka sama dia di
kelas. Aku kurang tau, sih siapa orangnya. Tapi, aku yakin, Kiana pasti
lebih memilih salah satu dari anak-anak anggota 'Geng Kopiesta'. Secara,
mereka kan, keren-keren.
"Emangnya lo suka ama siapa, sih?." Kata Priska memulai introgasinya
sambil menggulung-gulung ujung rambutnya. Priska tampak beda sih, kalau
sedang menjalankan hobinya ini. Rasanya, dia itu kayak 'Match Maker'
yang udah profesional. Mungkin, semua orang memang seperti itu kalau
lagi menjalankan hobinya, ya. Kiana juga keren banget kalau lagi
melukis.
"Gue suka sama Trianda. Si penyerang itu. Abis, dia keren banget,
sih, kalo main bola. Apalagi pas keringetnya bercucuran. Rasanya, tuh,
jadi kayak lemes sendiri, gue, liat auranya yang saking kerennya itu..."
Kata Kiana membalas. Pipinya memerah gara-gara memuji-muji Trianda.
Tapi, kok, tiba-tiba, Priska jadi terdiam kayak gitu, ya?. Dia jadi
lemas, tampak kecewa banget karena melihat Kiana memuji-muji Trianda...
Kasihan, deh, aku melihatnya. Kayak gimana, ya, sakit hati gitu. Dia
jadi melamun. Sakit hati. Atau jangan-jangan.... dia.... dia... dia....
suka sama Trianda, lagi!. Langsung terbersit perasaan isengku untuk
mengerjainya. Tapi, itu kan kalau benar, tapi kalau gak, yaaaahhh... aku
yang malu sendiri, deh. Mudah-mudahan saja dia betulan suka sama
Trianda. Kan jadi lucu, kalau misalnya..... Mak Comblang kena comblang!.
Aaaahhh... akan jadi berita bagus, nih!.
"Lo kenapa, Pris?. Jadi lemes gitu..." kata Kiana merasa bersalah.
Mukanya juga ikut-ikutan muram seperti Priska. Aku yakin, Kiana punya
maksud tersendiri untuk melakukan hal yang tadi dilakukannya. Mmmm....
aku jadi penasaran.
Aku yang dari tadi memperhatikan mereka dari jauh kira-kira 4 meter
ini, sekarang, aku jadi lebih maju kira-kira 1,75 meter. Aku gak
bermaksud buat ikut campur urusan cinta Priska. Aku cuma mau
membantunya, kok. Tiba-tiba, langsung terdengar suara langkah kaki yang
arahnya dari belakang. Mendekatiku. Aku rasa, sepesang kaki yang menuju
kesini itu sudah sampai di belakangku. Tentu saja, aku berbalik
kebelakang dengan tiba-tiba. Aku kaget begitu mengetahui langkah kaki
yang menuju kesini tadi adalah... Kurnia!. Jantungku jadi berdebar, deh.
" Eh, Indri, kamu lagi apa?. Tumben kamu disini. Udah dari tadi ?."
Dia bertanya dengan penuh perhatian. Banget. Aku rasa, Kurnia itu adalah
tipe pacar yang posesif, selalu melundingi apapun yang dimilikinya.
Buktinya, belum apa-apa, dia sudah mengajukan 2 pertanyaan plus 1
ekspresi keheranan. Memang, sih, aku jarang banget duduk disini, di
bawah pohon dekat lapangan volly. Bahkan hampir gak pernah.
" Ahhh... Gak kok. Aku lagi ngamatin Priska yang lagi dikerumunin
temen-temen. Tuh, disana." Jawabku sambil berbisik di dekat telinga
Kurnia sambil menunjuk di mana tempat Priska dan teman-teman. Habisnya,
aku takut banget, sih, kalau sampai kedengaran sama Priska.
Bisa-bisa.... rencanaku GAGAL TOTAL. Uffftt... jangan sampai, jangan
sampai!.
"Oooh... Emangnya dia kenapa?." Kurnia bertanya lagi. Aku suka Kurnia
yang seperti ini. Kurnia yang suka bertanya dan cerdas (cerewet dan
sebagainya). Di kelas, dia adalah cowok yang paling cerewet, apalagi
kalau pelajaran Bahasa Indonesia. Uuuuhh... Pasti, Kurnia-lah yang
paling cerewet di kelas. Dia selalu menyiapkan berpuluh-puluh pertanyaan
bahkan beratus-ratusan pertanyaan untuk diajukan kepada Guru Bahasa
kami, Bu Anita. Bu Anita juga gak segan-segan memberikan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan Kurnia. Makanya, jangan heran, deh, kalo nilai
Ulangan Bahasa-nya Kurnia selalu bagus. Dia kan, murid kesayangan Bu
Anita!. Sebagai pacarnya, aku tentu merasa bahagia dengan ini!.
"Tadi kan, temen-temen mau mengkonsultasikan masalah cinta mereka
sama Priska. Eh terus, Priska menunjuk Kiana. Terus, Priska tanya sama
Kiana siapa cowok yang dia suka. Eh terus, pas Kiana jawab, mukanya
Priska langsung jadi muram gitu. Mungkin.... Priska juga suka sama cowok
yang disukain sama Kiana." Aku menjwab dengan panjang lebar.
Selengkap-lengkapnya. Tapi Kurnia tetap sabar, kok, mendengarkannya.
Hehe. Mirip dengan iklan, "Alaways listening, always understanding". Dan
itu mewakili Kurnia banget. Kurnia memang cowok super pengertian!.
"Emangnya, siapa cowok itu?..."
"Trianda."
"Trianda anak 'Kopiesta' ?."
" Iya. Menurumu gimana?. "
" Kayaknya, Priska beneran suka sama dia, deh."
" Eh?. Berarti bener, donk!. Asyiiik!."
" Itu kan, cuma perkiraanku. Eh, tadi kamu ngomong 'asyik', ya,
emangnya kenapa?." Kali ini Kurnia tambah penasaran. Matanya
memandangiku bingung seolah ingin tahu segala hal, termasuk rencanaku
buat 'mengerjai' Priska.
Akupun mendekati telinganya lalu berkata, "Aku mau Trianda beneran
jadian sama Priska Tapi, kayaknya, aku butuh bantuan Kiana, deh..."
"Ide yang bagus, tuh. Aku juga ikut bantuin, ya?."
" Iya."
**********
Akupun sampai dirumah. Jam baru menunjukkan jam 15:00 tepat. Soal
rencanaku 'mengerjai Priska', semuanya sudah beres. Tinggal cari waktu
yang tepat buat melakukan 'aksi pencomblangan Mak Comblang' aja. Aku
mondar-mandir mengelilingi kamarku yang senyap. Berpikir buat cari waktu
yang tepat untuk melakukan rencana terbesarku, dan tentunya, dibantu
dua asisten sekaligus 'rekan kerja'-ku, Kurnia dan Kiana. Aku rasa, aku
memilih orang yang tepat, deh. Soalnya, selain mereka sepupu-an, mereka
juga sama-sama baik hati dan punya banyak akal. Aku rasa, mereka cocok
banget buat jadi Agen Rahasia. O.K, dan akhirnya, akupun bisa bernapas
lega karena rencanaku ini hampir berhasil. Tinggal selangkah lagi. Aku
jadi makin gak sabar, deh.
**********
"Kira-kira waktu yang tepat buat ngerjain Priska kapan, ya?." Kiana
berbisik di telingaku. Aku sampai kaget tiba-tiba dia berbisik seperti
itu disaat aku lagi minum seperti ini. Hampir aja aku tersedak.
"Iya, ya. Oh iya, bukannya kamu Anggota Panitia PenSi Sekolah?. Kapan
PenSi-nya diadakan?." Spontan saja aku langsunng menjawab seperti itu.
Rasanya mulutku seperti ayam yang gak sadar sudah membuka kandangnya
padahal dia belum mau membukanya. Aku rasa, ini termasuk salah satu
gerakan refleks yang paling aneh. Biasanya, gerakan refleks kan, berupa
gerakan tanpa suara, sedangkan refleksku berbicara.
"Iya. Katanya Kak Meta, sih, tanggal 24 Agustus nanti, seminggu lagi. Emang kenapa?."
"Gimana kalo misi itu kita laksanakan pada PenSi nanti. Aku
dengar-dengar anak 'Kopiesta' pada mau tampil di PenSi nanti. Hehe,
Kurnia bilang, sih, gitu!."
"Iya juga, ya. Ntar, deh. Aku bakal tanya sama Kak Meta tentang susunan acaranya." Asyik, hampir berhasil, hampir berhasil...
"Indri, Kian!." Gak menoleh ke arah suara itu berasal aja aku udah
tahu, pasti Kurnia. Suaranya yang khas membuat semua orang mudah
mengenalinya. Terutama aku, selaku pacarnya. Aku juga pasti tahu, dong,
tentang keunikannya yang lain.
"Eh, Kurnia..." Kami berdua lalu berbalik kearahnya.
"Aku dapat berita bagus, nih. Katanya, Geng 'Kopiesta' bakalan tampil
belakangan... Aku tahu itu dari Yoga." katanya. Huh, baguslah. Sesuai
dengan rencana kami. Kami ingin Priska dan Trianda disorak-soraki
seluruh murid. Setidaknya, mereka bakalan malu karena itu!.
"Baguslah, sekarang udah lengkap deh persiapan kita. Tinggal minta
bantuan aja sama anak-anak Geng 'Kopiesta' sama temen-temen yang lain."
Kali ini, aku bersuara, menyarankan. Kan kalau banyak yang membantu,
rencana ini akan jadi lebih seru, dong.
"O.k. Ide yang bagus,tuh, Ndri." Yay, Kiana juga setuju!.
**********
Akhirnya, hari yang paling aku tunggu tiba juga. Waahh... aku gak
sabar akan melaksanakan rencana ini bersama dua orang asisten setiaku...
Kamipun mempersiapkan segala persiapan, termasuk persiapan untuk tampil
hari ini. Iya, kelas kami, XI IPS 6 tampil dengan Tarian Daerah,
termasuk aku, aku juga ikut tampil dalam acara yang 'besar' ini. Aku
sendiri, loh yang minta buat gabung sekaligus tampil bersama Kelompok
Tarian Daerah. Kalau Kurnia, sih, dia tampil dengan Kelompok Puisi. Aku
yakin, pasti perform-nya bakalan keren banget!.
Sebenarnya, aku agak risih, sih, mengenakan baju adat seperti ini.
Huh, rasanya gatal dan panas, sangat mengganggu. Tapi, tak apalah, demi
kelas XI IPS 6, aku rasa tak apa kalau aku begini.
Sepasang host acara ini pun naik keatas panggung, berjalan dengan
penuh percaya diri, mengalihkan pandangan semua penonton yang tadinya
sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Benar-benar pasangan
serasi. Mereka berdua adalah Juli dan Yoga, pasangan Ketua OSIS dan
Wakil Ketua OSIS disekolah kami, SMA Kharisma Bhakti. Mereka berdua
cocok sekali, baju mereka juga serasi. Mereka pakai baju adat Sumatra
Barat. Mereka benar-benar keren, tampak seperti sepasang sejoli.
Nyatanya mereka memang pacaran, sih. Dan yang membuat mereka jadian dan
langgeng sampai saat ini adalah.... tentu saja, si "Match Maker Queen",
Priska. Aku yakin, setelah dia jadian dengan Trianda nanti, reputasinya
akan meningkat, dan pastinya, aku dan kedua 'asisten' setiaku juga kena
imbasnya... Ahhh... aku jadi berpikir yang tidak-tidak, deh.
Kelompok Paduan Suarapun memasuki panggung. Mereka menyanyikan lagu
"Hymne Guru" dengan penuh hikmad, merubah suasana menjadi haru biru. Aku
juga hampir menitikkan air mata. Berikutnya, kelompok Tarian Modern.
Lalu, Kelompok Akustik, Kelompok Puisi dan tibalah giliranku. Akupun
mengajak teman-teman sekelompokku maju ke panggung. Tentunya, kami
berdoa dulu sebelum menampilkan penampilan terbaik kami. Tiba-tiba,
jantungku berdebar kencang. Untungnya Kurnia mengingatkanku untuk tetap
rileks dalam menari Tarian Daerah. Dan kamipun, memulai penampilan kami.
Aku menari dengan wajah yang agak gugup dan malu-malu. Bagaimana tidak,
aku tampil paling depan!. Uuuhh... tapi aku berusaha untuk tetap rileks
dan tentunya mengeuarkan senyum termanisku untuk para penonton.
Sepanjang aku -maksudnya kami- menari, Kurnia selalu menatap kearahku.
Aku jadi salting, deh. Dan gak terasa, penampilan kamipun selesai.
Tepukan tangan penonton mulai terdengar satu-persatu setelah kami
tampil. Aku bahagia, dong, tentunya.
Kemudian Pidato Kepala Sekolah, Sambutan Anggota OSIS, Kelompok
Teater, daaaannnn.... Band Geng 'Kopiesta'-pun tampil. Sejenak, aku pun
memandangi Priska yang terlihat tersipu-sipu melihat Trianda memainkan
drum sambil mengarah kearahnya. Mmmm.. sepertinya, Trianda juga suka
Priska, deh. Akupun memanggil Kurnia dan Kania. Kemudian mereka
memberikan kode pada teman-teman lain dan Geng 'Kopiesta'.
Kemudiaaannn.....
" Priska, maju, dong." kata Angga, sang vokalis menyuruh Priska maju.
Muka Priskapun langsung jadi merah padam. Ya, lucu sekali kalau dia
berekspresi seperti itu. Diapun naik keatas panggung.
" Apa?!!. Angga suka Priska?!!." Kiana berteriak sekeras-kerasnya
pura-pura kaget. Sejenak semua muridpun juga pura-pura kaget, termasuk
aku. Aku pura-pura gak percaya Angga suka Priska. Padahal, ini adalah
bagian dari rencana kami. Eh, tunggu, muka Trianda langsung berubah jadi
agak kesal, mungkin aja dia cemburu. Waahh... kemungkinan besar dia
memang suka Priska. Anggapun pura-pura mengajak Priska berduet
dengannya. Dia juga berlagak mesra dengan Priska. Aku gak sangka Angga
berbakat jadi aktor. Aktingnya bangus sekali. Lagi-lagi, Trianda
menunjukkan wajah yang gak suka, tapi dia pura-pura tetap enjoy memukul
drumnya. Sementara Priska, dia sepertinya mulai risih gara-gara tingkah
Angga yang sok dekat. Tibalah rencana pokok kami dilaksanakan.
Lagu yang mereka bawakanpun selesai. Angga pura-pura memita izin pada
penonton buat membiarkan dia dan band-nya tetap dipanggung.
"Priska, kamu mau kan jadi....." Angga mulai berbicara di microphone.
"Jadi apa?." Priska mulai penasaran. Pipinya juga masih memerah seperti tadi.
"Jadi..." Angga pura-pura agak gagap. Kali ini, reaksi Trianda
benar-benar seperti mau marah. Mukanya merah padam seakan mau meninju
sesuatu. Aku yakin, dia pasti cemburu dan sakit hati. Suasanapun menjadi
genting.
Priska makin bingung dia menatap Angga dengan tatapan penasaran seolah agak memaksa.
"Ja... Jadi.... Jadi... Jadi.... Jadi pacar Trianda!!!." Kata Angga
dengan tiba-tiba menarik tangan Trianda yang lagi panas-panasnya tadi,
sontak saja, wajah Trianda dan Priska jadi makin merah seperti udang
rebus. Tampaknya mereka sangat kaget.
"Surprise!!!." Semua muridpun berteriak bersamaaan. Priska dan
Trianda jadi makin malu. Trianda menggaruk-garuk kepalanya, sementara
Priska terdiam mematung karena saking kagetnya.
"Udah, jadian aja lo berdua." Kata Angga berteriak.
"Jadian, jadian, jadian!!!!." Lagi-lagi semua murid berteriak keras sambil tepuk tangan. Sampai-sampai hostpun juga ikut-ikutan.
"Mmmm... Pris, jujur ya, sebenarnya, aku suka kamu, dari kelas X...."
Akhirnya, Trianda bilang suka juga. Keren banget, deh dia bisa bilang
suka selancar itu. Waktu Kurnia 'menembakku' aja, dia masih gugup.
"Iya. Aku juga suka kamu.." Priskapun membalas dan sekarang.... mereka resmi pacaran!!!!. Yes! berhasil. Triple BINGO!.
"Ciiiieeee...." Teriak semuanya lagi.
"Tunggu, sebenernya, siapa, sih yang ngerencanain ini semua?." Waduh. Gawat, bisa-bisa aku ketahuan kalau begini.
"Indri. Indri Xandria Elisha!." Waduh, Angga!. Kenapa dia bilang, sih. Aduh, gawat. Lebih baik aku melarikan diri kalau begini.
"Indri, mau kemana lo?." kata Priska mencoba menyusulku.
"Mau kabur." jawabku melarikan diri.
"Tunggu. Jangan kabur, lo." kata Trianda, tiba-tiba dia langsung
muncul di depanku dengan tatapan tajam. Aku jadi takut melihatnya.
"Iya, deh, iya. Emang gue yang ngerencanain ini semua karena gue mau kayak Priska. Puas?." Aku jujur
"Gila, lo!, tadi gue hampir jantungan tau, pas Angga nanya Priska.
Gue kira dia beneran mau nembak dia." kata Trianda dengan napas
terengah-engah. Sepertinya dia lelah karena mengejarku.
"Hahaha... emang enak!." kata Kurnia dan Kania dengan nada mengejek.
"Jadi, kalian juga ikutan ngerencanaiin ini?." Priska bertanya dengan penuh penasaran.
"Menurut lo??!!" Kami bertigapun kabur secara berpencar.
"Woy, tunggu. Jangan kabur. Woooooyyyy, JANGAN KABUR!!!" teriak Trianda mencoba mengejar kami.
Akhirnya rencanaku berhasil juga. Aku bahagia dong, tentunya. Jadi,
siapa yang lebih pantas jadi 'Mak Comblang' alias 'Match Maker'?. Aku
dan kedua asistenku atau Priska?.
*Selesai*
Makassar, 5 Januari 2013
-Risty-